Senin, 21 Desember 2015

Buah Hati??? BUKAN KERTAS PUTIH BERSIH ATAU KASET KOSONG

Buah Hati??? BUKAN KERTAS PUTIH BERSIH ATAU KASET KOSONG

BUKAN KERTAS PUTIH BERSIH ATAU KASET KOSONG Di dalam banyak literatur yang bertemakan Tadriibul Aulaad (Pendidikan Anak) sering kita jumpai ungkapan bahwa anak yang baru lahir ke dunia ini ibarat KERTAS PUTIH BERSIH atau KASET KOSONG.
Seperti kertas putih bersih, terserah bagaimana orangtua, keluarga, dan lingkungan menulisinya. Menjadi baik atau buruk, benar atau salah, hitam atau putih, tergantung segala faktor eksternal mau menulis apa di atas kertas putih tersebut. Yang jelas, kertas itu masih putih bersih, kosong tanpa tulisan atau catatan apapun.
Bagaikan kaset kosong, terserah manusia mau merekam apa dengan kaset itu. Kebaikan atau keburukan, kebenaran atau kebatilan, tergantung semua faktor eksternal yang berkontribusi memasukkan suara apapun ke dalam kaset tersebut. Yang jelas, kaset itu masih kosong, tanpa ada rekaman suara apapun.
Namun……benarkah anak yang baru terlahir ke dunia nan fana ini tak ubahnya “kertas putih bersih” atau “kaset kosong” ??
Jawabannya adalah TIDAK BENAR. Ya, tidak tepat jika dikatakan bahwa anak yang baru terlahir ke dunia ini ibarat kertas putih yang bersih tanpa tulisan apapun, atau seperti kaset kosong yang nihil dari suara apapun.
Mengapa?
Karena sesungguhnya kertas itu telah terisi catatan; dan kaset itu sudah berisi rekaman suara. Yakni, catatan atau suara perjanjian antara Allah ‘Azza wa Jalla dengan anak Adam, bahwa mereka mengakui tauhid, mereka mengakui Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang haq, dan mereka tidak akan menyekutukan Allah.
Perjanjian ini, menurut sebagian Ahli Tafsir, terjadi sejak di alam “DZURRI” (alam persemaian). Mari kita tengok surat Al-A’raf ayat 172. Lihatlah bagaimana di dalam ayat tersebut Allah menjelaskan tentang perjanjian tauhid antara Allah dengan Bani Adam.
Perjanjian tauhid inilah yang disebut “FITHROH”. Inilah yang disinggung oleh Allah dalam surat Ar-Ruum ayat 30:
“………(Tetaplah atas) fithroh Allah yang telah menciptakan manusia atas fithroh itu…….”
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Setiap anak Adam dilahirkan di atas fithrohnya. Kedua orangtuanyalah yang menjadikan dia Majusi, atau Yahudi, atau Nashrani”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
Inilah fithroh manusia; yakni fithroh untuk mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Fithroh ini yang telah menjadi tulisan/catatan yang tertulis di atas kertas, atau menjadi suara yang telah terekam di dalam kaset yang dimiliki sang anak saat ia baru terlahir ke dunia.
Jadi, sekali lagi, kertas itu tidak lagi putih bersih karena sudah ada catatannya. Kaset itu tidak lagi kosong karena telah ada suaranya. Yaitu, catatan atau suara tauhidullah ‘Azza wa Jalla.
Tinggal sekarang, tugas orangtua serta lingkungan, adalah menjaga agar catatan tauhid itu tidak terhapus dan berganti menjadi tulisan lain yang mengarah pada kekufuran. Dan jangan sampai suara iman yang telah terekam itu ter-delete dan berganti menjadi suara kekafiran.
Semoga Allah Tabaraka wa Ta’ala selalu menjaga kita serta anak-anak kita tetap di atas fithroh yang lurus dan suci; yaitu mentauhidkan Allah semata di sepanjang usia hingga tiba saat kembali menghadap kepada Sang Pencipta. Aamiin…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar