Buah Hati??? BUKAN KERTAS PUTIH BERSIH ATAU KASET KOSONG
BUKAN KERTAS PUTIH BERSIH ATAU KASET KOSONG
Di dalam banyak literatur yang bertemakan Tadriibul Aulaad
(Pendidikan Anak) sering kita jumpai ungkapan bahwa anak yang baru lahir
ke dunia ini ibarat KERTAS PUTIH BERSIH atau KASET KOSONG.
Seperti kertas putih bersih, terserah bagaimana orangtua, keluarga,
dan lingkungan menulisinya. Menjadi baik atau buruk, benar atau salah,
hitam atau putih, tergantung segala faktor eksternal mau menulis apa di
atas kertas putih tersebut. Yang jelas, kertas itu masih putih bersih,
kosong tanpa tulisan atau catatan apapun.
Bagaikan kaset kosong, terserah manusia mau merekam apa dengan kaset
itu. Kebaikan atau keburukan, kebenaran atau kebatilan, tergantung
semua faktor eksternal yang berkontribusi memasukkan suara apapun ke
dalam kaset tersebut. Yang jelas, kaset itu masih kosong, tanpa ada
rekaman suara apapun.
Namun……benarkah anak yang baru terlahir ke dunia nan fana ini tak ubahnya “kertas putih bersih” atau “kaset kosong” ??
Jawabannya adalah TIDAK BENAR. Ya, tidak tepat jika dikatakan bahwa
anak yang baru terlahir ke dunia ini ibarat kertas putih yang bersih
tanpa tulisan apapun, atau seperti kaset kosong yang nihil dari suara
apapun.
Mengapa?
Karena sesungguhnya kertas itu telah terisi catatan; dan kaset itu
sudah berisi rekaman suara. Yakni, catatan atau suara perjanjian antara
Allah ‘Azza wa Jalla dengan anak Adam, bahwa mereka mengakui tauhid,
mereka mengakui Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang haq, dan
mereka tidak akan menyekutukan Allah.
Perjanjian ini, menurut sebagian Ahli Tafsir, terjadi sejak di alam
“DZURRI” (alam persemaian). Mari kita tengok surat Al-A’raf ayat 172.
Lihatlah bagaimana di dalam ayat tersebut Allah menjelaskan tentang
perjanjian tauhid antara Allah dengan Bani Adam.
Perjanjian tauhid inilah yang disebut “FITHROH”. Inilah yang disinggung oleh Allah dalam surat Ar-Ruum ayat 30:
“………(Tetaplah atas) fithroh Allah yang telah menciptakan manusia atas fithroh itu…….”
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Setiap anak Adam dilahirkan di atas fithrohnya. Kedua
orangtuanyalah yang menjadikan dia Majusi, atau Yahudi, atau Nashrani”.
(Muttafaqun ‘Alaihi)
Inilah fithroh manusia; yakni fithroh untuk mentauhidkan Allah dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Fithroh ini yang telah menjadi
tulisan/catatan yang tertulis di atas kertas, atau menjadi suara yang
telah terekam di dalam kaset yang dimiliki sang anak saat ia baru
terlahir ke dunia.
Jadi, sekali lagi, kertas itu tidak lagi putih bersih karena sudah
ada catatannya. Kaset itu tidak lagi kosong karena telah ada suaranya.
Yaitu, catatan atau suara tauhidullah ‘Azza wa Jalla.
Tinggal sekarang, tugas orangtua serta lingkungan, adalah menjaga
agar catatan tauhid itu tidak terhapus dan berganti menjadi tulisan lain
yang mengarah pada kekufuran. Dan jangan sampai suara iman yang telah
terekam itu ter-delete dan berganti menjadi suara kekafiran.
Semoga Allah Tabaraka wa Ta’ala selalu menjaga kita serta anak-anak
kita tetap di atas fithroh yang lurus dan suci; yaitu mentauhidkan Allah
semata di sepanjang usia hingga tiba saat kembali menghadap kepada Sang
Pencipta. Aamiin…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar