RAGAM BAHASA BAKU
1. Ragam
Bahasa Baku dan Ragam Bahasa Tidak Baku
Bahasa
baku adalah salah satu dari ragam bahasa yang ada di Indonesia. Ragam bahasa
dimungkinkan karena adanya ragam wilayah pemakaian dan bermacam ragam penutur.
Ragam bahasa baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar
warga masyarakat pemakaiannya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan
norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam bahasa tidak baku adalah ragam yang
tidak dilembagakan dan ditandai oleh cirri-ciri yang menyimpang dari norma
ragam bahasa baku.
Sifat-sifat
ragam bahasa baku :
a) Kemantapan
Dinamis
Mantap
artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku.
Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati.
b) Cendekia
Ragam
bahasa baku bersifat cendekia karena ragam bahasa baku dipakai pada
tempat-tempat resmi. Pewujud ragam bahasa baku ini adalah orang-orang yang terpelajar.
Ragam bahasa baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam
otak pembicara atau penulis. Selanjutnya, ragam bahasa baku dapat memberikan
gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca.
c) Seragam
Proses
pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan
bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman.
2. Ragam
Bahasa Baku Tulis dan Ragam Bahasa Baku Lisan
Ragam
bahasa baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku
pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan ragam
bahasa baku tulis secara nasional. Usaha itu dilakukan dengan menerbitkan
masalah ejaan bahasa Indonesia, yang tercantum dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Demikian
pula pengadaan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah, pengadaan Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, merupakan pula usaha kea rah itu.
Sedangkan
penilaian mengenai ragam bahasa baku lisan itu tergantung pada besar atau
kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dapat dikatakan
berbahasa lisan yang baku jika dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol
pengaruh logat atau dialek daerahnya.
SUMBER:
Arifin, E. Zainal & S. Amran
Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia
Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar